Henderi Armus
Senin, 15 November 2010
Selasa, 02 November 2010
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI FAKULTAS TEKNIK & ILMU KOMPUTER PRODI SISTEM INFORMASI Pertemuan Keempat Mata Kuliah ; Perancangan Basis Data Dosen : Fitra Wardhana,S.Kom A. Model Data Relasional Model data relasional adalah suatu model data yang meletakkan data dalam bentuk relasi (atau populer dengan sebutan tabel). Model data relasional terdiri atas tiga komponen, yaitu : 1. Struktur data mengatur data dalam bentuk tabel berdimensi dua, yang terdiri atas baris dan kolom. 2. Pemanipulasi data berkaitan dengan operasi untuk memanipulasi data (misalnya menambah, mengubah, dan menghapus data) yang terdapat pada tabel. 3. Integritas data berhubungan dengan penentuan aturan-aturan bisnis dalam perusahaan yang diterapkan dala basis data dengan tujuan menjaga konsistensi data ketika data dimanipulasi. B. Istilah dalam Model Data Relasional 1. Relasi adalah tabel yang terdiri atas baris dan kolom. 2. Atribut adalah suatu nama untuk kolom yang terdapat pada sebuah relasi. 3. Tuple adalah sebuah baris dalam sebuah relasi. 4. Domain adalah seluruh kemungkinan nilai yang dapat diberikan ke suatu atribut. 5. Derajat adalah jumlah atribut yang terdapat pada relasi tersebut. 6. Kardinalitas : jumlah baris dalam relasi tersebut. 7. Kunci kandidat adalah sebuah atribut atau gabungan beberapa atribut yang digunakan untuk membedakan antara satu baris dengan baris lainnya, bertindak sebagai identitas yang unik (tidak kembar) bagi baris-baris dalam suatu relasi. 8. Kunci primer adalah kunci kandidat yang dipilih sebagai identitas untuk membedakan satu baris dengan baris lain dalam suatu relasi. Atribut yang berkedudukan sebagai kunci primer digarisbawahi. Kunci sederhana adalah kunci primer yang hanya mengandung satu atribut. Kunci komposit adalah kunci primer yang melibatkan lebih dari satu atribut. 9. Kunci asing (foreign key) adalah sebuah atribut (atau gabungan beberapa atribut) dalam suatu relasi yang merujuk (mereferensi) ke kunci primer relasi lain. 10. Istilah alternatif Istilah formal Istilah umum Padanan lain Relasi Tabel Berkas (file) Tupel Baris (row) Rekaman (record) Atribut Kolom (colomn) Medan (field) C. Sifat Relasi 1. Setiap relasi dalam sebuha basis data harus memiliki nama yang unik (tidak kembar), antara satu relasi dengan relasi lain dapat dibedakan dengan mudah dengan melihat namanya. 2. Setiap sel (perpotongan baris dan kolom) dalam relasi harus bersifat atomik, yaitu bernilai tunggal. 3. Setiap atribut dalam tabel harus memiliki nama yang unik (tidak kembar). 4. Nilai untuk setiap atribut harus berdomain sama. 5. Urutan atribut dalam relasi tidak penting, letak kolom dapat dipertukarkan tanpa mengubah makna atau fungsi relasi tersebut. 6. Setiap baris harus bisa dibedakan secara unik (melalui kunci primer). 7. Urutan baris dalam relasi tidak penting (namun dalam praktik, urutan baris bisa mempengaruhi kecepatan akss data). D. Transformasi Model E-R ke Relasi 1. Transformasi Tipe Entitas Kuat Ada perlakukan yang berbeda dalam melakukan transformasi tipe entitas kuat dalam relasi. Penenyunya adalah jenis atribut, yakni berupa atribut sederhana, atribut komposit, atribut bernilai ganda, ataupun atribut turunan. a. Atribut Sederhana Suatu atribut sederhana ditransformasikan ke dalam relasi menjadi atribut dalam relasi, dilakukan dengan cara : 1. Bentuk relasi dengan nama yang sama dengan nama dalm tipe entitas. 2. Letakkan semua atribut dalam diagram E-R ke dalam relasi. 3. Bentuk kunci primer relasi tersebut berupa atribut yang menjadi kunci primer dalam tipe entitas. b. Atribut Komposit Bila terdapat atribut komposit, atribut tersebut tidak perlu dimasukkan ke dalam relasi, karen bisa diwakili oleh atribut sederhana yang menyusun atribut komposit tersebut. c. Atribut Bernilai Banyak Bila terdapat atribut bernilai banyak, atribut tersebut akan membentuk relasi tambahan. Nama relasi tambahan ini dapat menggunakan nama yang mencerminkan atribut tersebut. Adapun kunci primer relasi tambahannya berupa kunci primer yang sesuai dengan kunci primer tipe entitas ditambah dengan atribut yang bernilai banyak. d. Atribut Turunan Atribut turunan tidak perlu disertakan dalam relasi, namun harus dipastikan bahwa memang atribut tersebut bisa diperoleh melalui atribut lain atau melalui suatu perhitungan tertentu. 2. Transformasi Tipe Entitas Lemah Transformasi tipe entitas lemah dilakukan dengan cara : a. Buat relasi yang namanya sesuai dengan nama pada tipe entitas. b. Masukkan kunci primer milik tipe entitas yang bertindak sebagai identifying owner ke relasi tersebut. c. Pindahkan atribut-atribut tipe entitas lemah ke dalam relasi tersebut dengan mengikuti aturan seperti pada tipe entita kuat. d. Jadikan atribut yang berasala dari identifiying owner dan pengenal parsial sebagai kunci primer yang bersifat komposit. 3. Transformasi Hubungan Binary Hubungan binary melinatkan dua buah tipe entitas, hubungan yang terjadi dapat berupa 1 : 1, 1 : M ataupun M : N. a. Hubungan 1 : 1 - Transformasikan masing-masing tipe entitas ke dalam bentuk relasi, termasuk dengan kunci primernya. Aturan-aturan yang berlaku sebelumnya bisa digunaka untuk menyusun pembentukan relasi. - Tambahkan kunci primer salah satu relasi ke relasi lain untuk membentuk hubungan kunci asing dan kunci primer. b. Hubungan 1 : M - Masing-masing tipe entitas menjadi sebuah relasi tersendiri dengan tambahan berupa penyertaan kunci primer tipe entitas yang bersisi ’sisi’ ke dalam relasi hasil transformasi tipe entitas yang berisi ‘banyak’. c. Hubungan M : N Pada hubungan binary yang bersifat M : N, akan terbentuk relasi tambahan. - Bentuk relasi-relasi yang sesuai dengan kedua tipe entitas dengan mengikuti aturan-aturan yang telah dibahas sebelumnya. Kunci primer kedua relasi adalah sama dengan atribut yang menjadi kunci primer pada masing-masing tipe entitas. - Bentuk relasi baru yang mewakili hubungan tipe entitas dan kemudian lakukan langkah-langkah sebagai berikut: · Tambahkan ke dalam relasi, atribut yang merupakan kunci primer kedua tipe entitas. · Jadikan kedua atribut tersebut sebagai kunci komposit. · Pindahkan atribut-atribut dalam hubungan ke relasi. 4. Transformasi Entitas Asosiatif a. Bentuk dua buah relasi yang terkait dengan masing-masing tipe entitas b. Bentuk relasi untuk mewakili entitas asosiatif - Entitas asosiatif dengan kunci primer belum tersedia Relasi yang dibentuk menggunakan kunci komposit yang merupakan gabungan dari kunci primer kedua tipe entitas yang terlibat dalam hubungan. - Entitas asosiatif dengan kunci primer sudah tersedia Relasi yang mewakili entitas asosiatif berisi seluruh atribut dalam entitas asosiatif, dengan kunci primer berupa kunci primer pada entitas asosiatif. 5. Transformasi Hubungan Unary a. Hubungan 1 : 1 - Bentuk relasi dengan nama sama dengan nama tipe entitas - Isikan semua atribut dalam tipe entitas ke dalam relasi - Jadikan atribut yang menjadi kunci primer dalam tipe entitas menjadi kunci primer relasi. - Tambahkan atribut dalam relasi tersebut yang bertindak sebagai kunci asing yang merujuk ke kunci primer. b. Hubungan 1 : M - Menambahkan sebuah atribut yang merujuk ke kunci primer pada relasi tersebut. c. Hubungan M : N - Untuk mentransformasikan ke relasi, hubungan diwakili oleh sebuah relasi baru. Dalam hal ini relasi tersebut berisi dua buah atribut yang merujuk ke kunci primer relasi yang mewakili tipe entitas. Kedua atribut tersebut bertindak sebagai kunci primer. 6. Transformasi Hubungan Tertiary a. Transformasikan masing-masing tipe entitas ke dalam relasi. b. Bentuk relasi untuk mewakili entitas asosiatif, kemudian - Masukkan kunci primer ketiga relasi tersebut. - Jadikan ketiga atribut tersebut sebagai kunci komposit. - Tambahkan semua atribut yang melekat dalam entitas asosiatif ke relasi ini. Diposkan oleh Zulhelmi Putra di 02.23 0 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz Label: Basis Data, News Kamis, 21 Oktober 2010 Materi kuliah SI c : Perancangan Basis Data Mata Kuliah : Perancangan Basis Data Dosen : Fitra Wardhana, S.Kom A. Model E-R Model E-R adalah suatu model yang digunakan untuk menggambarkan data dalam bentuk entitas, atribut dan hubungan antarentitas. Beberapa notasi dasar dalam model E-R : A. Entitas Entitas adalah sesuatu dalam dunia nyata yang keberadaannya tidak tergantung pada yang lain. Entias dapat berupa sesuatu yang nyata ataupun abstrak (berupa suatu konsep), contoh : Orang : PEGAWAI. MAHASISWA, PASIEN Tempat : TOKO, GUDANG, PROPINSI Objek : MESIN, GUDANG, MOBIL Kejadian : PENJUALAN, REGISTRASI Konsep : REKENING, KURSUS Sebuah entitas dinyatakan dengan kata benda dan ditulis dengan huruf kapital. B. Atribut Atribut adalah properti atau karakteristik yang terdapat pada setiap entitas. Setiap atribut dinyatakan dengan kata benda. Supaya konsisten, penulisan atribut menggunakan huruf kapital untuk setiap awal kata dan huruf kecil untuk yang lain. Jika atribut menggunakan lebih dari satu kata, antarkata dipisahkan oleh karakter garis bawah (_). Contoh : entitas MOBIL mengandung atribut Nomor_Polisi, Tipe, Warna, Nomor_Mesin, dan Nomor_Rangka. C. Tipe Entitas dan Instans Entitas Tipe entitas adalah kumpulan entitas yang berbagi atribut. Adapun instans entitas adalah satu kejadian dalam sebuah tipe entitas. Contoh : Atribut Tipe data atribut Contoh Instans 1 Contoh Instans 2 Nomor_Mahasiswa CHAR (5) 08001 08002 Nama CHAR (35) Emi Wardiyanti Sutanto Tanggal_Lahir DATE 20/08/1990 04/05/1991 Jenis _Kelamin CHAR (6) Wanita Pria Tipe entitas pada tabel diatas memiliki empat buah atribut, yaitu : - Nomor_Mahasiswa, bertipe CHAR (5) yang berarti panjang maksimal mengandung lima karakter. - Nama, bertipe CHAR (35) yang berarti panjang maksimal mengandung tiga puluh lima karakter. - Tanggal_Lahir, bertipe DATE, yang menyatakan isinya menyataka data tanggal. - Jenis_Kelamin, bertipe CHAR (6) yang berarti panjang maksimal mengandung enam karakter. Instans entitas pertama adalah 08001, Emi Wardiyanti, 20/08/1990, Wanita, sedangkan instans entitas kedua adalah 08002, Sutanto, 04/05/1991, dan Pria. Kedua instans entitas tersebut berbagi atribut yang sama. D. Atribut Pengenal (Kunci Primer / Primary Key) Atribut pengenal adalah atribut (gabungan beberapa atribut) yang secara unik dapat digunakan untuk membedakan antara satu instans entitas dengan instans entitas yang lain. Pada model E-R, atribut pengenal ditandai dengan garis bawah pada nama atributnya. Cara menentukan atribut pengenal : 1. Pilih atribut pengenal yang nilainya tidak berubah sepanjang waktu, berlaku sekarang dan masa yang akan datang. 2. Pilih atribut pengenal yang nilainya untuk setiap instans entitas selalu valid dan tidak bernilai Null (tidak bernilai). 3. Hindari atribut pengenal yang strukturnya mengandung klasifikasi, lokasi, dll. 4. Pertimbangkan untuk menggunakan atribut pewakil. Bila terdapat lebih dari satu atribut atau gabungan atribut yang dapat digunakan utnuk membedakan satu instans entitas dengan instans entitas yang lain, semua atribut tersebut dinamakan sebagai kunci kandidat(candidate key). Kunci kandidat yang tidak dijadikan sebagai kunci primer dinamakan kunci pengganti (alternate key). E. Jenis Atribut Atribut yang digunakn dalam model E-R dapat dikategorikan sebagai berikut : 1. Atribut sederhana versus atribut komposit Atribut sederhana adalah atribut yang tidak dapat dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil yang masih memiliki makna. Contoh : atribut Jenis_Kelamin. Atribut komposit adalah suatu atribut yang dapat dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan tetap bermakna. Contoh : atribut Nama sering kali dipecah menjadi atribut Nama_Depan, Nama_Tengah, dan Nama_Belakang. 2. Atribut bernilai tunggal versus atribut bernilai banyak Atribut bernilai tunggal (single-valued attribute) adalah atribut yang nilai atributnya hanya satu untuk setiap instans entitas. Contoh : atribut Nama hanya berisi satu nama, karena setiap orang hanya memiliki satu nama. Atribut bernilai banyak (multi-valued attribute) adalah atribut yang nilai atributnya bisa lebih dari satu untuk setiap instans entitas. Dalam model E-R, atribut bernilai banyak dinyatakan dengan bentuk lonjong dengan dua garis. Contoh : atribut Hobby berisi lebih dari satu nilai karena seseorang biasanya memiliki berbagai hobby. 3. Atribut tersimpan versus atribut turunan Atribut Tersimpan adalah atribut yang nilainya tidak bisa didapatkan dari atribut-atribut lain dan benar-benar tersimpan pada basis data. Atribut Turunan adalah nilai atribut dalam suatu tipe entitas bisa saja dihitung atau diturunkan dari nilai suatu atribut atau sejumlah atribut yang tersimpan dalam basis data atau dari nilai lain (misalnya jam sistem atau tanggal sistem). Dalam model E-R atribut turunan dinyatakan dalam bentuk lonjong dengan garis putus-putus. Contoh : atribut Usia bisa dihitung berdasarkan atribut Tanggal_Lahir. 4. Atribut harus bernilai versus atribut opsional Atribut harus bernilai (required attribute) adalahatribut yang nilainya harus diisi untuk setiap instans entitas. Atribut opsional (optional attribute) adalah atribut yang pada instans entitas tertentu boleh saja tidak diisi. F. Hubungan Hubungan (relationship) menyatakan keterkaitan antara beberapa tipe entitas Jenis Hubungan : 1. Hubungan one-to-one (1 : 1) Menyatakan setiap entitas pada tipe entitas A paling banyak berpasangan dengan satu entitas pada tipe entitas B (begitu juga sebaliknya). 2. Hubungan one-to-many (1 : M) Menyatakan setiap entitas pada tipe entitas A bisa berpasangan dengan banyak entitas pada tipe entitas B, sedangkan setiap entitas pada tipe entitas B hanya bisa berpasangan dengan satu entitas pada tipe entitas A. 3. Hubungan many-to-one (M : 1) Menyatakan setiap entitas pada tipe entitas A paling banyak berpasangan dengan satu entitas pada tipe entitas B dan setiap entitas pada tipe entitas B bisa berpasangan dengan banyak entitas pada tipe entitas A. 4. Hubungan many-to-many (m : m) Menyatakan setiap entitas pada tipe entitas A bisa berpasangan dengan banyak entitas pada tipe entitas B (begitu juga sebaliknya). G. Kekangan Kardinalitas (Cardinality Constraint) Menyatakan jumlah instans entitas suatu tipe entitas yang dikaitkan dengan instans entitas pada tipe entitas lain. Untuk menentukan jangkauan kardinalitas dalam hubungan dengan lebih tepat, terdapat dua jebis kekangan yang diterapkan dalam hubungan, yaitu ; 1. Kardinalitas Minimum Jumlah tersedikit suatu instans dari suatu tipe entitas yang dapat dikaitkan dengan setiap instans pada tipe entitas lain, jumlah minimumnya dapat berupa 0 atau 1. 2. Kardinalitas Maksimum Jumlah terbanyak dari instans suatu tipe entitas yang dapat dikaitkan dengan setiap instans dari tipe entitas lain, nilainya dapat berupa 1 atau banyak. H. Derajat Hubungan (Relationship Degree) Menyatakan jumlah tipe entitas yang dilibatkan ileh sebuah hubungan. Tipe entitas yang dilibatkan dalam suatu hubungan disebut Partisipan. Tiga jenis derajat hubungan yang umum, yaitu : 1. Hubungan unary Hubungan yang melibatkan hanya satu tipe entitas. Hubungan yang melibatkan entitas yang sama biasa disebut hubungan rekursif. Perlu menambahkan nama peran dalam hubungan yang bersifat rekursif sehingga dapat memperjelas informasi dalam hubungan. 2. Hubungan binary Hubungan yang melibatkan dua buah tipe entitas. 3. Hubungan tertiary Hubungan yang melibatkan tiga buah tipe entitas. I. Entitas Asosiatif Menyatakan tipe entitas yang mengaitkan instans-instans yang mengaitkan dari satu atau beberapa tipe entitas dan berisi atribut-atribut yang khas bagi hubungan antara kedua instans entitas. Hal-hal yang diperhatikan pada entitas asosiatif : - Nama yang digunakan pada entitas asosiatif berupa kata benda seperti halnya nama untuk tipe entitas. - Entitas asosiatif melibatkan atribut pengenal (kunci primer). - Peletakan kardinalitas hubungan yang semula pada sisi tipe entitas dipindahkan pada sisi entitas asosiatif, adapun hubungan yang diterapkan pada sisi tipe entitas berupa one to ... ( || ) - Hubungan yang memiliki atribut dapat berubah ke entitas asosiatif kalau memenuhi dua kondisi : a. Hubungan kedua tipe entitas bersifat many to many b. Tipe entitas asosiatif yang dihasilkan bermakna bagi pemakai akhir dan dapat diidentifikasi dengan menggunakan atribut pengenal. - Entitas asosiatif sering dianjurkan sebagai alternatif bagi hubungan tertiary. J. Tipe Entitas Kuat dan Tipe Entitas Lemah Tipe Entitas Kuat adalah tipe entitas yang keberadaannya tidak bergantung pada tipe entitas yang lain. Instans entitas selalu memiliki atribut pengenal, enntah itu tersusun atas sebuah atribut ataupun beberapa atribut. Tipe entitas lemah adalah tipe entitas yang keberadaannya bergantung padda tipe entitas lain. Tipe enttas ini tidak memiliki atribut pengenal. Tipe entitas kuat yang menjadi bagian bergantungnya tipe entitas lemah disebut identifiying owner / tipe entitas orang tua / tipe entitas dominan. Hal penting yang perlu diketahui : - Tipe entitas kuat dinyatakan dengan kotak bergaris tunggal, - Tipe entitas lemah dinyatakan dengan kotak bergaris ganda, - Hubungan dinyatakan belah ketupat bergaris ganda (hubungan pengidentifikasi / identifiying relationship) - Kunci parsial diberi notasi garis bawah ganda. Diposkan oleh Zulhelmi Putra di 00.48 2 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz Label: Basis Data, News Kamis, 14 Oktober 2010 DoS (Denial of Service) Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Serangan DoS (bahasa Inggris: denial-of-service attacks') adalah jenis serangan terhadap sebuah komputer atau server di dalam jaringan internet dengan cara menghabiskan sumber (resource) yang dimiliki oleh komputer tersebut sampai komputer tersebut tidak dapat menjalankan fungsinya dengan benar sehingga secara tidak langsung mencegah pengguna lain untuk memperoleh akses layanan dari komputer yang diserang tersebut. Dalam sebuah serangan Denial of Service, si penyerang akan mencoba untuk mencegah akses seorang pengguna terhadap sistem atau jaringan dengan menggunakan beberapa cara, yakni sebagai berikut: * Membanjiri lalu lintas jaringan dengan banyak data sehingga lalu lintas jaringan yang datang dari pengguna yang terdaftar menjadi tidak dapat masuk ke dalam sistem jaringan. Teknik ini disebut sebagai traffic flooding. * Membanjiri jaringan dengan banyak request terhadap sebuah layanan jaringan yang disedakan oleh sebuah host sehingga request yang datang dari pengguna terdaftar tidak dapat dilayani oleh layanan tersebut. Teknik ini disebut sebagai request flooding. * Mengganggu komunikasi antara sebuah host dan kliennya yang terdaftar dengan menggunakan banyak cara, termasuk dengan mengubah informasi konfigurasi sistem atau bahkan perusakan fisik terhadap komponen dan server. Bentuk serangan Denial of Service awal adalah serangan SYN Flooding Attack, yang pertama kali muncul pada tahun 1996 dan mengeksploitasi terhadap kelemahan yang terdapat di dalam protokol Transmission Control Protocol (TCP). Serangan-serangan lainnya akhirnya dikembangkan untuk mengeksploitasi kelemahan yang terdapat di dalam sistem operasi, layanan jaringan atau aplikasi untuk menjadikan sistem, layanan jaringan, atau aplikasi tersebut tidak dapat melayani pengguna, atau bahkan mengalami crash. Beberapa tool yang digunakan untuk melakukan serangan DoS pun banyak dikembangkan setelah itu (bahkan beberapa tool dapat diperoleh secara bebas), termasuk di antaranya Bonk, LAND, Smurf, Snork, WinNuke, dan Teardrop. Meskipun demikian, serangan terhadap TCP merupakan serangan DoS yang sering dilakukan. Hal ini disebabkan karena jenis serangan lainnya (seperti halnya memenuhi ruangan hard disk dalam sistem, mengunci salah seorang akun pengguna yang valid, atau memodifikasi tabel routing dalam sebuah router) membutuhkan penetrasi jaringan terlebih dahulu, yang kemungkinan penetrasinya kecil, apalagi jika sistem jaringan tersebut telah diperkuat. Percobaan serangan Denial of Service yang dilakukan terhadap sebuah host dengan sistem operasi Windows Server 2003 Service Pack 2 (Beta). Penolakan Layanan secara Terdistribusi (DDos) Cara kerja serangan Distributed Denial of Service sederhana Penolakan Layanan secara Terdistribusi (bahasa Inggris: Distributed Denial of Service (DDos)) adalah salah satu jenis serangan Denial of Service yang menggunakan banyak host penyerang (baik itu menggunakan komputer yang didedikasikan untuk melakukan penyerangan atau komputer yang "dipaksa" menjadi zombie) untuk menyerang satu buah host target dalam sebuah jaringan. Serangan Denial of Service klasik bersifat "satu lawan satu", sehingga dibutuhkan sebuah host yang kuat (baik itu dari kekuatan pemrosesan atau sistem operasinya) demi membanjiri lalu lintas host target sehingga mencegah klien yang valid untuk mengakses layanan jaringan pada server yang dijadikan target serangan. Serangan DDoS ini menggunakan teknik yang lebih canggih dibandingkan dengan serangan Denial of Service yang klasik, yakni dengan meningkatkan serangan beberapa kali dengan menggunakan beberapa buah komputer sekaligus, sehingga dapat mengakibatkan server atau keseluruhan segmen jaringan dapat menjadi "tidak berguna sama sekali" bagi klien. Serangan DDoS pertama kali muncul pada tahun 1999, tiga tahun setelah serangan Denial of Service yang klasik muncul, dengan menggunakan serangan SYN Flooding, yang mengakibatkan beberapa server web di Internet mengalami "downtime". Pada awal Februari 2000, sebuah serangan yang besar dilakukan sehingga beberapa situs web terkenal seperti Amazon, CNN, eBay, dan Yahoo! mengalami "downtime" selama beberapa jam. Serangan yang lebih baru lagi pernah dilancarkan pada bulan Oktober 2002 ketika 9 dari 13 root DNS Server diserang dengan menggunakan DDoS yang sangat besar yang disebut dengan "Ping Flood". Pada puncak serangan, beberapa server-server tersebut pada tiap detiknya mendapatkan lebih dari 150000 request paket Internet Control Message Protocol (ICMP). Untungnya, karena serangan hanya dilakukan selama setengah jam saja, lalu lintas Internet pun tidak terlalu terpengaruh dengan serangan tersebut (setidaknya tidak semuanya mengalami kerusakan). Tidak seperti akibatnya yang menjadi suatu kerumitan yang sangat tinggi (bagi para administrator jaringan dan server yang melakukan perbaikan server akibat dari serangan), teori dan praktek untuk melakukan serangan DDoS justru sederhana, yakni sebagai berikut: 1. Menjalankan tool (biasanya berupa program (perangkat lunak) kecil) yang secara otomatis akan memindai jaringan untuk menemukan host-host yang rentan (vulnerable) yang terkoneksi ke Internet. Setelah host yang rentan ditemukan, tool tersebut dapat menginstalasikan salah satu jenis dari Trojan Horse yang disebut sebagai DDoS Trojan, yang akan mengakibatkan host tersebut menjadi zombie yang dapat dikontrol secara jarak jauh (bahasa Inggris: remote) oleh sebuah komputer master yang digunakan oleh si penyerang asli untuk melancarkan serangan. Beberapa tool (software} yang digunakan untuk melakukan serangan serperti ini adalah TFN, TFN2K, Trinoo, dan Stacheldraht, yang dapat diunduh (bahasa Inggris: download) secara bebas di Internet. 2. Ketika si penyerang merasa telah mendapatkan jumlah host yang cukup (sebagai zombie) untuk melakukan penyerangan, penyerang akan menggunakan komputer master untuk memberikan sinyal penyerangan terhadap jaringan target atau host target. Serangan ini umumnya dilakukan dengan menggunakan beberapa bentuk SYN Flood atau skema serangan DoS yang sederhana, tapi karena dilakukan oleh banyak host zombie, maka jumlah lalu lintas jaringan yang diciptakan oleh mereka adalah sangat besar, sehingga "memakan habis" semua sumber daya Transmission Control Protocol yang terdapat di dalam komputer atau jaringan target dan dapat mengakibatkan host atau jaringan tersebut mengalami "downtime". Hampir semua platform komputer dapat dibajak sebagai sebuah zombie untuk melakukan serangan seperti ini. Sistem-sistem populer, semacam Solaris, Linux, Microsoft Windows dan beberapa varian UNIX dapat menjadi zombie, jika memang sistem tersebut atau aplikasi yang berjalan di atasnya memiliki kelemahan yang dieksploitasi oleh penyerang. Beberapa contoh Serangan DoS lainnya adalah adalah: * Serangan Buffer Overflow, mengirimkan data yang melebihi kapasitas sistim, misalnya paket ICMP yang berukuran sangat besar. * Serangan SYN, mengirimkan data TCP SYN dengan alamat palsu. * Serangan Teardrop, mengirimkan paket IP dengan nilai offsetyang membingungkan. * Serangan Smurf, mengirimkan paket ICMP bervolume besar dengan alamat host lain. * ICMP Flooding
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI
FAKULTAS TEKNIK & ILMU KOMPUTER
PRODI SISTEM INFORMASI
Pertemuan Keempat
Mata Kuliah ; Perancangan Basis Data
Dosen : Fitra Wardhana,S.Kom
A. Model Data Relasional
Model data relasional adalah suatu model data yang meletakkan data dalam bentuk relasi (atau populer dengan sebutan tabel). Model data relasional terdiri atas tiga komponen, yaitu :
1. Struktur data mengatur data dalam bentuk tabel berdimensi dua, yang terdiri atas baris dan kolom.
2. Pemanipulasi data berkaitan dengan operasi untuk memanipulasi data (misalnya menambah, mengubah, dan menghapus data) yang terdapat pada tabel.
3. Integritas data berhubungan dengan penentuan aturan-aturan bisnis dalam perusahaan yang diterapkan dala basis data dengan tujuan menjaga konsistensi data ketika data dimanipulasi.
B. Istilah dalam Model Data Relasional
1. Relasi adalah tabel yang terdiri atas baris dan kolom.
2. Atribut adalah suatu nama untuk kolom yang terdapat pada sebuah relasi.
3. Tuple adalah sebuah baris dalam sebuah relasi.
4. Domain adalah seluruh kemungkinan nilai yang dapat diberikan ke suatu atribut.
5. Derajat adalah jumlah atribut yang terdapat pada relasi tersebut.
6. Kardinalitas : jumlah baris dalam relasi tersebut.
7. Kunci kandidat adalah sebuah atribut atau gabungan beberapa atribut yang digunakan untuk membedakan antara satu baris dengan baris lainnya, bertindak sebagai identitas yang unik (tidak kembar) bagi baris-baris dalam suatu relasi.
8. Kunci primer adalah kunci kandidat yang dipilih sebagai identitas untuk membedakan satu baris dengan baris lain dalam suatu relasi. Atribut yang berkedudukan sebagai kunci primer digarisbawahi.
Kunci sederhana adalah kunci primer yang hanya mengandung satu atribut.
Kunci komposit adalah kunci primer yang melibatkan lebih dari satu atribut.
9. Kunci asing (foreign key) adalah sebuah atribut (atau gabungan beberapa atribut) dalam suatu relasi yang merujuk (mereferensi) ke kunci primer relasi lain.
10. Istilah alternatif
Istilah formal | Istilah umum | Padanan lain |
Relasi | Tabel | Berkas (file) |
Tupel | Baris (row) | Rekaman (record) |
Atribut | Kolom (colomn) | Medan (field) |
C. Sifat Relasi
1. Setiap relasi dalam sebuha basis data harus memiliki nama yang unik (tidak kembar), antara satu relasi dengan relasi lain dapat dibedakan dengan mudah dengan melihat namanya.
2. Setiap sel (perpotongan baris dan kolom) dalam relasi harus bersifat atomik, yaitu bernilai tunggal.
3. Setiap atribut dalam tabel harus memiliki nama yang unik (tidak kembar).
4. Nilai untuk setiap atribut harus berdomain sama.
5. Urutan atribut dalam relasi tidak penting, letak kolom dapat dipertukarkan tanpa mengubah makna atau fungsi relasi tersebut.
6. Setiap baris harus bisa dibedakan secara unik (melalui kunci primer).
7. Urutan baris dalam relasi tidak penting (namun dalam praktik, urutan baris bisa mempengaruhi kecepatan akss data).
D. Transformasi Model E-R ke Relasi
1. Transformasi Tipe Entitas Kuat
Ada perlakukan yang berbeda dalam melakukan transformasi tipe entitas kuat dalam relasi. Penenyunya adalah jenis atribut, yakni berupa atribut sederhana, atribut komposit, atribut bernilai ganda, ataupun atribut turunan.
a. Atribut Sederhana
Suatu atribut sederhana ditransformasikan ke dalam relasi menjadi atribut dalam relasi, dilakukan dengan cara :
1. Bentuk relasi dengan nama yang sama dengan nama dalm tipe entitas.
2. Letakkan semua atribut dalam diagram E-R ke dalam relasi.
3. Bentuk kunci primer relasi tersebut berupa atribut yang menjadi kunci primer dalam tipe entitas.
b. Atribut Komposit
Bila terdapat atribut komposit, atribut tersebut tidak perlu dimasukkan ke dalam relasi, karen bisa diwakili oleh atribut sederhana yang menyusun atribut komposit tersebut.
c. Atribut Bernilai Banyak
Bila terdapat atribut bernilai banyak, atribut tersebut akan membentuk relasi tambahan. Nama relasi tambahan ini dapat menggunakan nama yang mencerminkan atribut tersebut. Adapun kunci primer relasi tambahannya berupa kunci primer yang sesuai dengan kunci primer tipe entitas ditambah dengan atribut yang bernilai banyak.
d. Atribut Turunan
Atribut turunan tidak perlu disertakan dalam relasi, namun harus dipastikan bahwa memang atribut tersebut bisa diperoleh melalui atribut lain atau melalui suatu perhitungan tertentu.
2. Transformasi Tipe Entitas Lemah
Transformasi tipe entitas lemah dilakukan dengan cara :
a. Buat relasi yang namanya sesuai dengan nama pada tipe entitas.
b. Masukkan kunci primer milik tipe entitas yang bertindak sebagai identifying owner ke relasi tersebut.
c. Pindahkan atribut-atribut tipe entitas lemah ke dalam relasi tersebut dengan mengikuti aturan seperti pada tipe entita kuat.
d. Jadikan atribut yang berasala dari identifiying owner dan pengenal parsial sebagai kunci primer yang bersifat komposit.
3. Transformasi Hubungan Binary
Hubungan binary melinatkan dua buah tipe entitas, hubungan yang terjadi dapat berupa 1 : 1, 1 : M ataupun M : N.
a. Hubungan 1 : 1
- Transformasikan masing-masing tipe entitas ke dalam bentuk relasi, termasuk dengan kunci primernya. Aturan-aturan yang berlaku sebelumnya bisa digunaka untuk menyusun pembentukan relasi.
- Tambahkan kunci primer salah satu relasi ke relasi lain untuk membentuk hubungan kunci asing dan kunci primer.
b. Hubungan 1 : M
- Masing-masing tipe entitas menjadi sebuah relasi tersendiri dengan tambahan berupa penyertaan kunci primer tipe entitas yang bersisi ’sisi’ ke dalam relasi hasil transformasi tipe entitas yang berisi ‘banyak’.
c. Hubungan M : N
Pada hubungan binary yang bersifat M : N, akan terbentuk relasi tambahan.
- Bentuk relasi-relasi yang sesuai dengan kedua tipe entitas dengan mengikuti aturan-aturan yang telah dibahas sebelumnya. Kunci primer kedua relasi adalah sama dengan atribut yang menjadi kunci primer pada masing-masing tipe entitas.
- Bentuk relasi baru yang mewakili hubungan tipe entitas dan kemudian lakukan langkah-langkah sebagai berikut:
· Tambahkan ke dalam relasi, atribut yang merupakan kunci primer kedua tipe entitas.
· Jadikan kedua atribut tersebut sebagai kunci komposit.
· Pindahkan atribut-atribut dalam hubungan ke relasi.
4. Transformasi Entitas Asosiatif
a. Bentuk dua buah relasi yang terkait dengan masing-masing tipe entitas
b. Bentuk relasi untuk mewakili entitas asosiatif
- Entitas asosiatif dengan kunci primer belum tersedia
Relasi yang dibentuk menggunakan kunci komposit yang merupakan gabungan dari kunci primer kedua tipe entitas yang terlibat dalam hubungan.
- Entitas asosiatif dengan kunci primer sudah tersedia
Relasi yang mewakili entitas asosiatif berisi seluruh atribut dalam entitas asosiatif, dengan kunci primer berupa kunci primer pada entitas asosiatif.
5. Transformasi Hubungan Unary
a. Hubungan 1 : 1
- Bentuk relasi dengan nama sama dengan nama tipe entitas
- Isikan semua atribut dalam tipe entitas ke dalam relasi
- Jadikan atribut yang menjadi kunci primer dalam tipe entitas menjadi kunci primer relasi.
- Tambahkan atribut dalam relasi tersebut yang bertindak sebagai kunci asing yang merujuk ke kunci primer.
b. Hubungan 1 : M
- Menambahkan sebuah atribut yang merujuk ke kunci primer pada relasi tersebut.
c. Hubungan M : N
- Untuk mentransformasikan ke relasi, hubungan diwakili oleh sebuah relasi baru. Dalam hal ini relasi tersebut berisi dua buah atribut yang merujuk ke kunci primer relasi yang mewakili tipe entitas. Kedua atribut tersebut bertindak sebagai kunci primer.
6. Transformasi Hubungan Tertiary
a. Transformasikan masing-masing tipe entitas ke dalam relasi.
b. Bentuk relasi untuk mewakili entitas asosiatif, kemudian
- Masukkan kunci primer ketiga relasi tersebut.
- Jadikan ketiga atribut tersebut sebagai kunci komposit.
- Tambahkan semua atribut yang melekat dalam entitas asosiatif ke relasi ini.
Label: Basis Data, News
Kamis, 21 Oktober 2010
Materi kuliah SI c : Perancangan Basis Data
Mata Kuliah : Perancangan Basis Data
Dosen : Fitra Wardhana, S.Kom
A. Model E-R
Model E-R adalah suatu model yang digunakan untuk menggambarkan data dalam bentuk entitas, atribut dan hubungan antarentitas. Beberapa notasi dasar dalam model E-R :
A. Entitas
Entitas adalah sesuatu dalam dunia nyata yang keberadaannya tidak tergantung pada yang lain. Entias dapat berupa sesuatu yang nyata ataupun abstrak (berupa suatu konsep), contoh :
Orang : PEGAWAI. MAHASISWA, PASIEN
Tempat : TOKO, GUDANG, PROPINSI
Objek : MESIN, GUDANG, MOBIL
Kejadian : PENJUALAN, REGISTRASI
Konsep : REKENING, KURSUS
Sebuah entitas dinyatakan dengan kata benda dan ditulis dengan huruf kapital.
B. Atribut
Atribut adalah properti atau karakteristik yang terdapat pada setiap entitas. Setiap atribut dinyatakan dengan kata benda. Supaya konsisten, penulisan atribut menggunakan huruf kapital untuk setiap awal kata dan huruf kecil untuk yang lain. Jika atribut menggunakan lebih dari satu kata, antarkata dipisahkan oleh karakter garis bawah (_). Contoh : entitas MOBIL mengandung atribut Nomor_Polisi, Tipe, Warna, Nomor_Mesin, dan Nomor_Rangka.
C. Tipe Entitas dan Instans Entitas
Tipe entitas adalah kumpulan entitas yang berbagi atribut. Adapun instans entitas adalah satu kejadian dalam sebuah tipe entitas. Contoh :
Atribut | Tipe data atribut | Contoh Instans 1 | Contoh Instans 2 |
Nomor_Mahasiswa | CHAR (5) | 08001 | 08002 |
Nama | CHAR (35) | Emi Wardiyanti | Sutanto |
Tanggal_Lahir | DATE | 20/08/1990 | 04/05/1991 |
Jenis _Kelamin | CHAR (6) | Wanita | Pria |
Tipe entitas pada tabel diatas memiliki empat buah atribut, yaitu :
- Nomor_Mahasiswa, bertipe CHAR (5) yang berarti panjang maksimal mengandung lima karakter.
- Nama, bertipe CHAR (35) yang berarti panjang maksimal mengandung tiga puluh lima karakter.
- Tanggal_Lahir, bertipe DATE, yang menyatakan isinya menyataka data tanggal.
- Jenis_Kelamin, bertipe CHAR (6) yang berarti panjang maksimal mengandung enam karakter.
Instans entitas pertama adalah 08001, Emi Wardiyanti, 20/08/1990, Wanita, sedangkan instans entitas kedua adalah 08002, Sutanto, 04/05/1991, dan Pria. Kedua instans entitas tersebut berbagi atribut yang sama.
D. Atribut Pengenal (Kunci Primer / Primary Key)
Atribut pengenal adalah atribut (gabungan beberapa atribut) yang secara unik dapat digunakan untuk membedakan antara satu instans entitas dengan instans entitas yang lain. Pada model E-R, atribut pengenal ditandai dengan garis bawah pada nama atributnya. Cara menentukan atribut pengenal :
1. Pilih atribut pengenal yang nilainya tidak berubah sepanjang waktu, berlaku sekarang dan masa yang akan datang.
2. Pilih atribut pengenal yang nilainya untuk setiap instans entitas selalu valid dan tidak bernilai Null (tidak bernilai).
3. Hindari atribut pengenal yang strukturnya mengandung klasifikasi, lokasi, dll.
4. Pertimbangkan untuk menggunakan atribut pewakil.
Bila terdapat lebih dari satu atribut atau gabungan atribut yang dapat digunakan utnuk membedakan satu instans entitas dengan instans entitas yang lain, semua atribut tersebut dinamakan sebagai kunci kandidat(candidate key). Kunci kandidat yang tidak dijadikan sebagai kunci primer dinamakan kunci pengganti (alternate key).
E. Jenis Atribut
Atribut yang digunakn dalam model E-R dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Atribut sederhana versus atribut komposit
Atribut sederhana adalah atribut yang tidak dapat dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil yang masih memiliki makna. Contoh : atribut Jenis_Kelamin.
Atribut komposit adalah suatu atribut yang dapat dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan tetap bermakna. Contoh : atribut Nama sering kali dipecah menjadi atribut Nama_Depan, Nama_Tengah, dan Nama_Belakang.
2. Atribut bernilai tunggal versus atribut bernilai banyak
Atribut bernilai tunggal (single-valued attribute) adalah atribut yang nilai atributnya hanya satu untuk setiap instans entitas. Contoh : atribut Nama hanya berisi satu nama, karena setiap orang hanya memiliki satu nama.
Atribut bernilai banyak (multi-valued attribute) adalah atribut yang nilai atributnya bisa lebih dari satu untuk setiap instans entitas. Dalam model E-R, atribut bernilai banyak dinyatakan dengan bentuk lonjong dengan dua garis. Contoh : atribut Hobby berisi lebih dari satu nilai karena seseorang biasanya memiliki berbagai hobby.
3. Atribut tersimpan versus atribut turunan
Atribut Tersimpan adalah atribut yang nilainya tidak bisa didapatkan dari atribut-atribut lain dan benar-benar tersimpan pada basis data.
Atribut Turunan adalah nilai atribut dalam suatu tipe entitas bisa saja dihitung atau diturunkan dari nilai suatu atribut atau sejumlah atribut yang tersimpan dalam basis data atau dari nilai lain (misalnya jam sistem atau tanggal sistem). Dalam model E-R atribut turunan dinyatakan dalam bentuk lonjong dengan garis putus-putus. Contoh : atribut Usia bisa dihitung berdasarkan atribut Tanggal_Lahir.
4. Atribut harus bernilai versus atribut opsional
Atribut harus bernilai (required attribute) adalahatribut yang nilainya harus diisi untuk setiap instans entitas.
Atribut opsional (optional attribute) adalah atribut yang pada instans entitas tertentu boleh saja tidak diisi.
F. Hubungan
Hubungan (relationship) menyatakan keterkaitan antara beberapa tipe entitas
Jenis Hubungan :
1. Hubungan one-to-one (1 : 1)
Menyatakan setiap entitas pada tipe entitas A paling banyak berpasangan dengan satu entitas pada tipe entitas B (begitu juga sebaliknya).
2. Hubungan one-to-many (1 : M)
Menyatakan setiap entitas pada tipe entitas A bisa berpasangan dengan banyak entitas pada tipe entitas B, sedangkan setiap entitas pada tipe entitas B hanya bisa berpasangan dengan satu entitas pada tipe entitas A.
3. Hubungan many-to-one (M : 1)
Menyatakan setiap entitas pada tipe entitas A paling banyak berpasangan dengan satu entitas pada tipe entitas B dan setiap entitas pada tipe entitas B bisa berpasangan dengan banyak entitas pada tipe entitas A.
4. Hubungan many-to-many (m : m)
Menyatakan setiap entitas pada tipe entitas A bisa berpasangan dengan banyak entitas pada tipe entitas B (begitu juga sebaliknya).
G. Kekangan Kardinalitas (Cardinality Constraint)
Menyatakan jumlah instans entitas suatu tipe entitas yang dikaitkan dengan instans entitas pada tipe entitas lain.
Untuk menentukan jangkauan kardinalitas dalam hubungan dengan lebih tepat, terdapat dua jebis kekangan yang diterapkan dalam hubungan, yaitu ;
1. Kardinalitas Minimum
Jumlah tersedikit suatu instans dari suatu tipe entitas yang dapat dikaitkan dengan setiap instans pada tipe entitas lain, jumlah minimumnya dapat berupa 0 atau 1.
2. Kardinalitas Maksimum
Jumlah terbanyak dari instans suatu tipe entitas yang dapat dikaitkan dengan setiap instans dari tipe entitas lain, nilainya dapat berupa 1 atau banyak.
H. Derajat Hubungan (Relationship Degree)
Menyatakan jumlah tipe entitas yang dilibatkan ileh sebuah hubungan. Tipe entitas yang dilibatkan dalam suatu hubungan disebut Partisipan. Tiga jenis derajat hubungan yang umum, yaitu :
1. Hubungan unary
Hubungan yang melibatkan hanya satu tipe entitas. Hubungan yang melibatkan entitas yang sama biasa disebut hubungan rekursif. Perlu menambahkan nama peran dalam hubungan yang bersifat rekursif sehingga dapat memperjelas informasi dalam hubungan.
2. Hubungan binary
Hubungan yang melibatkan dua buah tipe entitas.
3. Hubungan tertiary
Hubungan yang melibatkan tiga buah tipe entitas.
I. Entitas Asosiatif
Menyatakan tipe entitas yang mengaitkan instans-instans yang mengaitkan dari satu atau beberapa tipe entitas dan berisi atribut-atribut yang khas bagi hubungan antara kedua instans entitas. Hal-hal yang diperhatikan pada entitas asosiatif :
- Nama yang digunakan pada entitas asosiatif berupa kata benda seperti halnya nama untuk tipe entitas.
- Entitas asosiatif melibatkan atribut pengenal (kunci primer).
- Peletakan kardinalitas hubungan yang semula pada sisi tipe entitas dipindahkan pada sisi entitas asosiatif, adapun hubungan yang diterapkan pada sisi tipe entitas berupa one to ... ( || )
- Hubungan yang memiliki atribut dapat berubah ke entitas asosiatif kalau memenuhi dua kondisi :
a. Hubungan kedua tipe entitas bersifat many to many
b. Tipe entitas asosiatif yang dihasilkan bermakna bagi pemakai akhir dan dapat diidentifikasi dengan menggunakan atribut pengenal.
- Entitas asosiatif sering dianjurkan sebagai alternatif bagi hubungan tertiary.
J. Tipe Entitas Kuat dan Tipe Entitas Lemah
Tipe Entitas Kuat adalah tipe entitas yang keberadaannya tidak bergantung pada tipe entitas yang lain. Instans entitas selalu memiliki atribut pengenal, enntah itu tersusun atas sebuah atribut ataupun beberapa atribut.
Tipe entitas lemah adalah tipe entitas yang keberadaannya bergantung padda tipe entitas lain. Tipe enttas ini tidak memiliki atribut pengenal.
Tipe entitas kuat yang menjadi bagian bergantungnya tipe entitas lemah disebut identifiying owner / tipe entitas orang tua / tipe entitas dominan.
Hal penting yang perlu diketahui :
- Tipe entitas kuat dinyatakan dengan kotak bergaris tunggal,
- Tipe entitas lemah dinyatakan dengan kotak bergaris ganda,
- Hubungan dinyatakan belah ketupat bergaris ganda (hubungan pengidentifikasi / identifiying relationship)
- Kunci parsial diberi notasi garis bawah ganda.
Label: Basis Data, News
Kamis, 14 Oktober 2010
DoS (Denial of Service)
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Serangan DoS (bahasa Inggris: denial-of-service attacks') adalah jenis serangan terhadap sebuah komputer atau server di dalam jaringan internet dengan cara menghabiskan sumber (resource) yang dimiliki oleh komputer tersebut sampai komputer tersebut tidak dapat menjalankan fungsinya dengan benar sehingga secara tidak langsung mencegah pengguna lain untuk memperoleh akses layanan dari komputer yang diserang tersebut.
Dalam sebuah serangan Denial of Service, si penyerang akan mencoba untuk mencegah akses seorang pengguna terhadap sistem atau jaringan dengan menggunakan beberapa cara, yakni sebagai berikut:
- Membanjiri lalu lintas jaringan dengan banyak data sehingga lalu lintas jaringan yang datang dari pengguna yang terdaftar menjadi tidak dapat masuk ke dalam sistem jaringan. Teknik ini disebut sebagai traffic flooding.
- Membanjiri jaringan dengan banyak request terhadap sebuah layanan jaringan yang disedakan oleh sebuah host sehingga request yang datang dari pengguna terdaftar tidak dapat dilayani oleh layanan tersebut. Teknik ini disebut sebagai request flooding.
- Mengganggu komunikasi antara sebuah host dan kliennya yang terdaftar dengan menggunakan banyak cara, termasuk dengan mengubah informasi konfigurasi sistem atau bahkan perusakan fisik terhadap komponen dan server.
Bentuk serangan Denial of Service awal adalah serangan SYN Flooding Attack, yang pertama kali muncul pada tahun 1996 dan mengeksploitasi terhadap kelemahan yang terdapat di dalam protokol Transmission Control Protocol (TCP). Serangan-serangan lainnya akhirnya dikembangkan untuk mengeksploitasi kelemahan yang terdapat di dalam sistem operasi, layanan jaringan atau aplikasi untuk menjadikan sistem, layanan jaringan, atau aplikasi tersebut tidak dapat melayani pengguna, atau bahkan mengalami crash. Beberapa tool yang digunakan untuk melakukan serangan DoS pun banyak dikembangkan setelah itu (bahkan beberapa tool dapat diperoleh secara bebas), termasuk di antaranya Bonk, LAND, Smurf, Snork, WinNuke, dan Teardrop.
Meskipun demikian, serangan terhadap TCP merupakan serangan DoS yang sering dilakukan. Hal ini disebabkan karena jenis serangan lainnya (seperti halnya memenuhi ruangan hard disk dalam sistem, mengunci salah seorang akun pengguna yang valid, atau memodifikasi tabel routing dalam sebuah router) membutuhkan penetrasi jaringan terlebih dahulu, yang kemungkinan penetrasinya kecil, apalagi jika sistem jaringan tersebut telah diperkuat.
Percobaan serangan Denial of Service yang dilakukan terhadap sebuah host dengan sistem operasi Windows Server 2003 Service Pack 2 (Beta).
Penolakan Layanan secara Terdistribusi (DDos)
Penolakan Layanan secara Terdistribusi (bahasa Inggris: Distributed Denial of Service (DDos)) adalah salah satu jenis serangan Denial of Service yang menggunakan banyak host penyerang (baik itu menggunakan komputer yang didedikasikan untuk melakukan penyerangan atau komputer yang "dipaksa" menjadi zombie) untuk menyerang satu buah host target dalam sebuah jaringan.
Serangan Denial of Service klasik bersifat "satu lawan satu", sehingga dibutuhkan sebuah host yang kuat (baik itu dari kekuatan pemrosesan atau sistem operasinya) demi membanjiri lalu lintas host target sehingga mencegah klien yang valid untuk mengakses layanan jaringan pada server yang dijadikan target serangan. Serangan DDoS ini menggunakan teknik yang lebih canggih dibandingkan dengan serangan Denial of Service yang klasik, yakni dengan meningkatkan serangan beberapa kali dengan menggunakan beberapa buah komputer sekaligus, sehingga dapat mengakibatkan server atau keseluruhan segmen jaringan dapat menjadi "tidak berguna sama sekali" bagi klien.
Serangan DDoS pertama kali muncul pada tahun 1999, tiga tahun setelah serangan Denial of Service yang klasik muncul, dengan menggunakan serangan SYN Flooding, yang mengakibatkan beberapa server web di Internet mengalami "downtime". Pada awal Februari 2000, sebuah serangan yang besar dilakukan sehingga beberapa situs web terkenal seperti Amazon, CNN, eBay, dan Yahoo! mengalami "downtime" selama beberapa jam. Serangan yang lebih baru lagi pernah dilancarkan pada bulan Oktober 2002 ketika 9 dari 13 root DNS Server diserang dengan menggunakan DDoS yang sangat besar yang disebut dengan "Ping Flood". Pada puncak serangan, beberapa server-server tersebut pada tiap detiknya mendapatkan lebih dari 150000 request paket Internet Control Message Protocol (ICMP). Untungnya, karena serangan hanya dilakukan selama setengah jam saja, lalu lintas Internet pun tidak terlalu terpengaruh dengan serangan tersebut (setidaknya tidak semuanya mengalami kerusakan).
Tidak seperti akibatnya yang menjadi suatu kerumitan yang sangat tinggi (bagi para administrator jaringan dan server yang melakukan perbaikan server akibat dari serangan), teori dan praktek untuk melakukan serangan DDoS justru sederhana, yakni sebagai berikut:
- Menjalankan tool (biasanya berupa program (perangkat lunak) kecil) yang secara otomatis akan memindai jaringan untuk menemukan host-host yang rentan (vulnerable) yang terkoneksi ke Internet. Setelah host yang rentan ditemukan, tool tersebut dapat menginstalasikan salah satu jenis dari Trojan Horse yang disebut sebagai DDoS Trojan, yang akan mengakibatkan host tersebut menjadi zombie yang dapat dikontrol secara jarak jauh (bahasa Inggris: remote) oleh sebuah komputer master yang digunakan oleh si penyerang asli untuk melancarkan serangan. Beberapa tool (software} yang digunakan untuk melakukan serangan serperti ini adalah TFN, TFN2K, Trinoo, dan Stacheldraht, yang dapat diunduh (bahasa Inggris: download) secara bebas di Internet.
- Ketika si penyerang merasa telah mendapatkan jumlah host yang cukup (sebagai zombie) untuk melakukan penyerangan, penyerang akan menggunakan komputer master untuk memberikan sinyal penyerangan terhadap jaringan target atau host target. Serangan ini umumnya dilakukan dengan menggunakan beberapa bentuk SYN Flood atau skema serangan DoS yang sederhana, tapi karena dilakukan oleh banyak host zombie, maka jumlah lalu lintas jaringan yang diciptakan oleh mereka adalah sangat besar, sehingga "memakan habis" semua sumber daya Transmission Control Protocol yang terdapat di dalam komputer atau jaringan target dan dapat mengakibatkan host atau jaringan tersebut mengalami "downtime".
Hampir semua platform komputer dapat dibajak sebagai sebuah zombie untuk melakukan serangan seperti ini. Sistem-sistem populer, semacam Solaris, Linux, Microsoft Windows dan beberapa varian UNIX dapat menjadi zombie, jika memang sistem tersebut atau aplikasi yang berjalan di atasnya memiliki kelemahan yang dieksploitasi oleh penyerang.
Beberapa contoh Serangan DoS lainnya adalah adalah:
- Serangan Buffer Overflow, mengirimkan data yang melebihi kapasitas sistim, misalnya paket ICMP yang berukuran sangat besar.
- Serangan SYN, mengirimkan data TCP SYN dengan alamat palsu.
- Serangan Teardrop, mengirimkan paket IP dengan nilai offsetyang membingungkan.
- Serangan Smurf, mengirimkan paket ICMP bervolume besar dengan alamat host lain.
- ICMP Flooding
Langganan:
Postingan (Atom)